Usaha Penjualan Terpal Sistem Yarnen Dukung Sektor Pertanian

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

LAMPUNG – Kebutuhan akan terpal, jenis media pengeringan komoditas pertanian meningkat saat musim panen.

Peluang tersebut dimanfaatkan oleh Madruk, warga asal kota Serang, Banten untuk berjualan terpal. Menerapkan penjualan dengan sistem bayar saat panen (yarnen) ia mampu menjual ratusan lembar terpal berbagai ukuran.

Madruk (kiri) mengikat terpal plastik, tikar yang dijual kepada sejumlah warga desa dominan para petani dengan sistem bayar panen atau yarnen untuk kebutuhan penjemuran gabah, Selasa (9/6/2020) – Foto: Henk Widi

Terpal yang dijual menurutnya langsung dipasok dari pabrik sehingga ia memperoleh harga lebih murah. Berjualan sejak tahun 2000 ia menyebut usaha berkeliling menawarkan terpal dilakoninya memanfaatkan musim. Saat musim panen padi dan jagung kebutuhan terpal meningkat 100 persen dibandingkan kondisi normal.

Jenis terpal yang dijual menurutnya dalam kondisi baru dominan untuk menjemur gabah. Namun sebagian warga memanfaatkan terpal untuk alas tempat tidur di lantai dan dilapisi kasur.

Selain terpal ia menjual tikar plastik yang bisa dilipat menjadi beberapa bagian. Meski menjual terpal, tikar sistem bayar panen ia memastikan petani lebih memiliki kedisiplinan dan tepat waktu membayar.

“Sektor pertanian, perkebunan dan perikanan sangat membutuhkan terpal sebagai media untuk pengeringan dan kerap difungsikan untuk melindungi hasil panen dari potensi kehujanan, praktis dilipat dan diangkat bersama komoditas yang dikeringkan,” terang Madruk saat ditemui Cendana News, Selasa (9/6/2020).

Madruk menyebut sebelum terpal ada sebagian petani mempergunakan karung yang dijahit. Saat proses penjemuran sebagian petani bahkan mempergunakan tikar pandan serta anyaman bambu.

Lihat juga...