Selamatkan Lingkungan Kampung, Warga Maumere Tanam Bakau
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
“Kalau tidak ada hutan bakau maka kampung kami sudah rata diterjang tsunami. Sejak tahun 2001, saya memilih biji bakau di Kampung Wuring dan menanam sendiri di pesisir pantai kampung ini,” tuturnya.
Buah bakau tambah Abdul, dikeringkan dan langsung ditanam di pinggir pantai sekitar 3 ribu pohon. Setiap pohon ucapya, ditanam dengan jarak sekitar 3 meter agar tidak terlalu rapat.
Setelah ada hutan bakau sambungnya, abrasi tidak terjadi saat terjadi gelombang besar. Pohon bakau juga kata dia, sudah tumbuh hingga 6 meter dan pesisir pantai kembali menjadi hutan bakau.
“Saya bersyukur tidak terjadi abarasi lagi setiap kali ada gelombang besar. Namun saya menyayangkan masih ada warga yang menebang bakau dan membangun rumah hingga ke laut,” tuturnya.
Disaksikan Cendana News, hutan bakau di Kampung Bebeng dipenuhi dengan sampah. Pohon-pohon bakau tumbuh subur dengan diameter hingga 10 sentimeter dan langsung berbatasan dengan tanggul di ujung perkampungan.
Sampah-sampah plastik yang menumpuk di samping tanggul pengaman tersebut dibiarkan menumpuk begitu saja.
Sampah tersebut banyak yang terbawa gelombang dan juga dibuang warga yang rumahnya berbatasan dengan pantai.