Kebutuhan Terpal di Lamsel, Meningkat
Editor: Koko Triarko
LAMPUNG – Kebutuhan terpal di Lampung Selatan untuk penjemuran hasil pertanian, meningkat saat puncak panen. Para petani membutuhkan terpal, sebagai alas saat menjemur hasil panen, seperti gabah, kakao, dan sebagainya.
Ahmad, pedagang terpal asal Banten yang menjual alat untuk pengeringan hasil pertanian, mengaku mengalami kenaikan permintaan. Pada kondisi normal, ia menerima permintaan terpal 20 lembar per pekan, kini naik menjadi 70 lembar per pekan.
Permintaan terpal yang meningkat, menurut Ahmad dipengaruhi oleh kebutuhan untuk mengeringkan hasil pertanian. Jenis hasil pertanian yang kerap memanfaatkan terpal, meliputi padi, kopi arabica, kakao atau kopi cokelat, cengkih, jagung, singkong. Sejumlah nelayan budi daya rumput laut dan produsen ikan asin juga memanfaatkan terpal untuk percepatan pengeringan.
Ukuran terpal yang dijemur oleh Ahmad, menurutnya mulai 4×6 meter, 5×5 meter hingga 8×6 meter. Sesuai kebutuhan petani, harga yang ditetapkan mulai Rp275.000, Rp350.000 hingga Rp500.000. Bahan dari plastik dan serat benang menjadikan terpal lebih awet. Khusus untuk terpal tambak dengan bahan lebih tebal seharga Rp800.000, ia menyediakan contoh dan akan diantar saat ada pesanan.

“Terpal tambak menyerupai tali talang air, memiliki ketebalan cukup bagus, kerap digunakan untuk budi daya udang vaname, fungsi untuk menjemur padi dan komoditas pertanian lain, terutama singkong sangat diminati,” terang Ahmad, saat ditemui Cendana News, Kamis (18/6/2020).