Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional, Ini Profil dr Kariadi

Editor: Makmun Hidayat

“Pada masa itu, dr Kariadi bekerja di RS Purusara Semarang. Beliau mendapat tugas untuk memeriksa Reservoir Siranda, yang dikabarkan sudah diberi racun oleh penjajah Jepang. Tugas ini penting sebab reservoir tersebut, merupakan sumber air minum bagi warga Kota Semarang,” paparnya.

Namun sayang, dalam tugas tersebut, dr Kariadi gugur ditembak penjajah. Meski sempat dirawat, namun nyawanya tidak tertolong. Kabar meninggalnya, dr Kariadi, menyulut kemarahan para pejuang dan masyarakat Semarang, sehingga terjadi pertempuran secara meluas.

“Ini kemudian kita kenal dengan peristiwa Pertempuran Lima Hari di Semarang, pada 15–19 Oktober 1945. Dua penyebab utama pertempuran ini adalah karena larinya tentara Jepang dan gugurnya dr Kariadi. Kini pusara beliau, ada di Taman Makam Pahlawan Giri Tunggal Semarang,” terangnya.

Mengingat jasa yang diberikan begitu besar, pada tahun 1964, RSUP Purusara yang sudah berubah nama menjadi RSUP Semarang, diganti namanya menjadi RSUP dr Kariadi Semarang.

Tidak hanya itu, pada Hari Kebangkitan Nasional 20 Mei 1968, dr Kariadi dianugerahi Satyalencana Kebaktian Sosial oleh Presiden Soeharto. Penghargaan tersebut merupakan tanda kehormatan tertinggi, yang diberikan pemerintah, sebagai penghargaan kepada warga negara Indonesia atau seseorang, yang telah berjasa dalam bidang perikemanusiaan.

Lihat juga...