Bisnis Anggrek di TAIP Mulai Menggeliat Lagi
Editor: Koko Triarko
“Sejak Maret PSBB itu sepi banget pembeli, bulan puasa juga, dan dampaknya pendapatan turun drastis hingga 50 persen,” imbuhnya.
Namun sejak penerapan PSBB transisi menuju new normal, menurutnya TAIP mulai ramai pengunjung lagi setiap harinya.
“Setelah lebaran itu pembelinya lebih banyak yang minta rangkaian anggrek untuk dikirim kepada keluarga atau kerabatnya,” ujarnya.
Namun demikian, menurutnya banyak juga penyuka anggrek yang membeli lewat online.
“Karena kan sempat sepi banget ya, jadi saya juga jual di online. Alhamdulillah banyak yang beli, tinggal dianter pakai ojek online,” terangnya.
Pembeli online lebih banyak membeli anggrek bulan, anggrek catellya, dan anggrek dendrobium. Variasi harganya kisaran Rp110.000-Rp115.000 per pot.
“Jadi, anggreknya dalam pot, masih kecil belum berbunga. Biasanya untuk ditanam lagi di halaman rumahnya,” ujarnya.
Sedangkan untuk anggrek bulan dan anggrek jenis lainnya, harganya standar. Mulai Rp50.000, Rp95.0000 hingga Rp125.000 per tangkai.
“Alhamdulillah, new normal ini mulai bangkit, pembeli yang datang langsung juga lumayan banyak. Semoga perekonomian kita membaik,” ujarnya.
Titin mengaku pembeli lewat online dan yang datang langsung ke taman ini sebanding banyaknya. Namun, diakuinya lebih mudah menjual online karena tidak berhadapan langsung dengan pembelinya.
Dia mengaku dalam pemasaran anggrek di kavlingnya tetap menerapkan protokol kesehatan, dengan menyediakan tempat cuci tangan, menjaga jarak dan pakai masker.
“New normal tetap patuh protokol kesehatan. Makanya, kita sediakan tempat cuci tangan, sanitizer dan masker. Kalau ada pembeli nggak pakai masker kita kasih, ya,” ungkapnya.