Bertahan di Normal Baru Membutuhkan Ide Baru
JAKARTA – Hidup di era normal baru, membutuhkan ide-ide baru, produk yang juga baru, hingga solusi yang baru pula.
“Normal baru menuntut ide-ide baru, produk baru, solusi baru, dan juga perilaku baru. Kalau kita masuk ke era new normal dengan ide baru namun produk lama, maka itu bukan normal baru,” kata Deputi Bidang Sumber Daya Manusia Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Alex Denni, pada webinar How to Maintain Organization Effectiveness During the Pandemic of COVID-19, yang diselenggarakan Forum Human Capital Indonesia (FHCI) di Jakarta, Rabu (10/6/2020).
Alex menambahkan, normal baru memiliki kaitan erat dengan keberadaan vaksin dan virus COVID-19. Dan sejumlah perubahan telah dilakukan oleh perusahaan-perusahaan BUMN, seperti Pegadaian dan juga Bio Farma, yang dikliam melakukannya agar bisa beradaptasi dengan era tatanan baru.
“Itu yang dilakukan Bio Farma yang sudah merancang pola kerja sedemikian rupa, dan proteksi karyawan diutamakan. Begitu pula Pegadaian yang menggandeng penyanyi Didi Kempot untuk mengenalkan produknya kepada kalangan milenial serta mengumpulkan donasi untuk penanggulangan COVID-19,” terangnya.
Alex menyebut, Bangsa Indonesia saat ini baru masuk pada era tatanan normal baru. Dalam masa pandemi ini, sebagian masyarakat sudah mulai disiplin. Namun sebagian juga belum disiplin menjalankan protokol kesehatan. Untuk itu diperlukan kreativitas perusahaan BUMN. Kreativitas yang membutuhkan eksperimen. “Keinginan untuk mencoba sesuatu yang baru pula dan melakukan sejumlah percobaan. Era ini mendorong kita untuk bereksperimen,” jelas Alex.
Pola pengelolaan organisasi yang hanya menunggu perintah atasan, dinilai tidak cocok dengan era saat ini. Oleh karena itu, para pemimpin perusahaan BUMN diminta memberikan keleluasaan, agar karyawan BUMN bisa kreatif dan menghasilkan inovasi yang bermanfaat.