Sebagian Ventilator Covid-19 Produksi Indonesia Masih Uji Endurance

Menteri Riset dan Teknologi (Menristek)/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang P. S. Brodjonegoro saat jumpa pers terkait perkembangan penanganan Covid-19 di Gedung BNPB, Jakarta, Minggu (3/4/2020). -Foto: M Hajoran

JAKARTA – Menteri Riset dan Teknologi (Menristek)/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Bambang P. S. Brodjonegoro, mengatakan ventilator khusus karya anak bangsa saat ini sebagian masih melakukan uji ketahanan sebagai uji coba tahap akhir, sebelum dapat digunakan untuk penanganan Covid-19.

“Saat ini di BPFK (Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan) Kemenkes, sebagian masih melakukan uji endurance, sebelum dapat digunakan untuk penanganan Covid-19,” kata Menteri Riset dan Teknologi (Menristek)/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Bambang P. S. Brodjonegoro, saat jumpa pers terkait perkembangan penanganan Covid-19 di Gedung BNPB, Jakarta, Minggu (3/4/2020).

Menurut Bambang, nantinya setelah melalui uji ketahanan, ventilator tersebut selanjutnya akan diuji secara klinis dan diperkirakan akan memakan waktu selama sepekan. Sehingga diharapkan pertengahan Mei sudah bisa melihat ventilator produksi Indonesia yang diproduksi oleh mitra industri.

“Untuk memproduksi ventilator ini, kita bekerja sama dengan beberapa konsorsium BUMN dan pihak swasta,” ujarnya.

Lebih jauh Bambang menyebutkan, empat prototype ventilator yang saat ini sudah melalui proses pengujian BPFK dan sedang diuji secara klinis adalah prototype yang berasal dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Indonesia (UI), Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) serta dari salah satu perusahaan swasta PT. Dharma.

“Kita berharap produksi ventilator ini ke depan dapat memenuhi kebutuhan dalam perang melawan Covid-19. Karena menurut diskusi kita dengan Kemenkes, dibutuhkan sekitar 1.000 ventilator jenis continuous positive airway pressure (CPAP) dan sekitar 668 ventilator jenis Ambu Bag,” ungkapnya.

Lihat juga...