Provinsi Kepri Mulai Terapkan ‘New Normal’
“Normal baru dilihat dari segi ekonomi secara umum, tentunya akan berdampak baik bagi perekonomian,” kata Taba Iskandar.
Pemerintah dipandang harus terlebih dahulu mensosialisasikan dan menjelaskan kepada semua elemen masyarakat, apa yang dimaksud dengan normal baru tersebut. Bila pemerintah, rakyat dan pelaku usaha tidak satu kata dan pemahaman, maka bukan kehidupan ekonomi yang lebih didapatkan, malahan kondisi ekonomi yang lebih buruk dan rantai penularan virus Covid-19 akan makin panjang dan tidak akan pernah berakhir.
Maka, untuk mengembalikan kondisi ekonomi yang sebelumnya nyaris knock out (KO) oleh pandemi Covid-19, kiranya tidak bisa dilakukan dalam waktu yang sangat dekat. Sehingga, sangat diperlukan terobosan jitu dalam mendongkraknya, dan tentunya menggunakan pola berbeda dari biasanya.
“Untuk itu, jika wacana normal baru ini dilaksanakan, perlu dilakukan sebuah protokol kesehatan yang sangat ketat. Mulai dari pengenaan masker, menjaga jarak, menyediakan hand sanitizer, hingga perlu adanya pengawasan dari tim secara aktif bagi pelanggar protokol kesehatan itu sendiri,” katanya.
Ia pun menilai perlu adanya deregulasi baru atau pencabutan atau pengurangan regulasi negara yang berhubungan dengan ruang lingkup ekonomi, terhadap beberapa aturan yang dianggap memberatkan dunia usaha.
Selain itu, adanya insentif khusus bagi investor sehingga ada gairah baru dalam mengundang masuknya investasi ke wilayah Provinsi Kepri.
“Untuk langkah awal, harus dilakukan sosialisasi dan edukasi yang masif dan intensif kepada masyarakat. Karena bila tidak dipahami betul protokol kesehatan di kondisi normal baru, bukan perbaikan ekonomi yang didapat. Melainkan bencana besar yang mengancam, seperti pisau bermata dua,” katanya.