Pengeboman di Flotim Berkurang, Ikan Mulai Merapat ke Laut Dangkal
Redaktur: Muhsin E Bijo Dirajo
Kejadian ini tambah Dus, bisa jadi berdampak terhadap banyaknya ikan sebab aktivitas penangkapan ikan menurun yang diperparah dengan merosotnya harga jual ikan di pasaran.
Dari 3 perusahaan penampung ikan di Flores Timur lanjutnya, hanya satu yang masih menampung hasil tangkapan tuna dan cakalang dari nelayan untuk diekspor.
“Dua perusahaan ikan lainnya tidak mau membeli karena kapasitas penampungan penuh sementara permintaan belum ada. Kalau menjual ikan di pasar juga harganya anjlok dan tidak bisa menutupi biaya produksi,” terangnya.
Pice da Santo, kapten kapal Huhate yang ditanyai mengakui, sebelumnya untuk menangkap ikan tuna dan cakalang pihaknya bisa melaut hingga 8 jam perjalanan dengan jarak di atas 10 mil laut.
Hal ini terjadi kata Pice karena ikan sulit masuk ke perairan dangkal dibawah 12 mil akibat banyaknya rumpon dan kapal nelayan berukuran besar dari luar NTT yang menangkap ikan di luar 30 mil laut.
“Sekarang banyak kapal yang berlabuh sehingga ikan pun melimpah.Apalagi saat bulan April dan Mei musim ikan tuna dan cakalang bermain di laut Flores dan laut Sawu,” ungkapnya.
Pice mengaku tidak bisa melaut karena tidak ada perusahaan yang menampung hasilnya. Kalau ada kerjasama dengan perusahaan maka pihaknya bisa gampang melaut karena semua biaya produksi ditanggung perusahaan dan akan dipotong dari hasil produksi ikan.