Menatap Layanan Transportasi di Era Normal Baru
Editor: Makmun Hidayat
Di Indonesia, baru Kota Jakarta yang berkomitmen membangun jalur sepeda sepanjang 63 kilometer dari target 545 kilometer. “Sementara, untuk target 200 kilometer pada tahun 2020 ini, nampaknya tidak dapat terwujud, terlebih anggaran difokuskan penanganan dampak virus korona,” papar dosen Teknik Sipil Unika Soegijapranata Semarang tersebut.
Sementara, kota-kota lain di Indonesia, yang sudah memiliki jalur sepeda, dinilainya hanya asal ada saja. “Tidak ada kejelasannya target pencapaian. Hanya sekedar memenuhi janji kampanye, setelah terpilih bikin jalur sepeda, tetapi tidak diikuti membiasakan warganya bersepeda untuk aktivitas kesehariannya. Peseda juga banyak yang tidak menggunakan jalur tersebut, namun jalur bersama kendaraan bermotor,” tambahnya.
Djoko juga mencontohkan langkah yang diambil oleh pemerintah Shanghai Tiongkok, yang telah membuka kembali transportasi umum, seiring dengan mulainya masyarakat untuk kembali bekerja.
Tidak sekedar menyediakan transportasi umum, namun juga meluncurkan Healtcare Bus, yang secara khusus dirancang untuk mengurangi risiko infeksi virus korona, dan membuat transportasi umum lebih aman, melalui teknologi pengenalan wajah, pembacaan suhu, pencahayaan ultra violet (UV), dan sistem deteksi gas otomatis.
Dijelaskan, saat penumpang masuk bus, system Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan yang dipasang di sebelah mesin tiket. Alat itu akan melakukan pengecekan wajah penumpang, dan mengecek suhu thermal badan menggunakan infrared. Sistem ini juga secara otomatis mengidentifikasi, apakah penumpang mengenakan masker.
Sistem ini digunakan untuk memberitahu pengemudi kondisi setiap penumpang, apakah ada yang sedang demam. Proses pengecekan ini otomatis dan tanpa melakukan kontak dengan penumpang, sehingga tidak menimbulkan antrian panjang saat penumpang padat (rush hours) dan tidak memperlambat jadwal atau waktu operasional bus.