Karena Larangan Mudik, Volume Sampah Kapal Roro di Bakauheni Berkurang
Editor: Mahadeva
LAMPUNG – Pandemi Coronavirus Disease (Covid-19) berdampak pada kebersihan perairan di Selat Sunda. Berkurangnya jumlah kapal roll on roll off (Roro) yang beroperasi, menjadikan volume sampah di kawasan tersebut juga berkurang.
Saman, salah satu pengepul sampah sekaligus pengemudi kendaraan pengangkut sampah menyebut, volume sampah di perairan Selat Sunda berkurang drastis. Pada masa angkutan mudik lebaran tahun lalu, Saman menyebut, volume sampah mencapai 50 kantong perkapal. Namun di lebaran kali ini volume sampah hanya mencapai lima kantong plastik perkapal.
Pada kondisi normal, kendaraan L300 pengangkut sampah akan penuh setelah membersihkan dua kapal. Namun, karena dermaga yang beroperasi hanya empat dan hanya 17 kapal yang berlayar, kendaraan pengangkut baru penuh setelah membersihkan empat kapal. “Saat angkutan mudik lebaran kapal kerap kekurangan plastik penampung sampah, sehingga kerap tercecer dan terbuang ke laut sehingga mengakibatkan pencemaran pada alur masuk dan keluar, kini lebih bersih,” ujar Saman, saat ditemui Cendana News, Rabu (20/5/2020).
Pengurangan trip kapal hingga 50 persen, disebut Saman mempengaruhi waktu pelayanan. Pada kondisi normal, kendaraan pengangkut sampah butuh waktu selama 15 menit untuk proses pembersihan. Sementara untuk pelayanan pembersihan kapal pengangkut kendaraan barang, pembersihan sampah bisa mencapai 30 menit.

Berkurangnya sampah dari kapal meringankan pekerjaan pembersihan. Namun, bagi pengepul hal itu mengakibatkan sumber penghasilan berkurang. Bahkan sejumlah pencari sampah plastik di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Gubuk Seng, juga mengalami penurunan hasil. Berkurangnya operasional kapal juga berdampak pada kebersihan udara. Di kondisi normal, dengan 33 kapal yang beroperasi, polusi udara yang terjadi cukup signifikan. Pencemaran perairan terminimalisir selama pandemi Covid-19.