Italia Cabut Aturan Karantina Akibat Covid-19

Ilustrasi bendera Italia - Foto : Dokumentasi CDN

Fase Dua

Dengan hampir 29.000 kematian akibat Covid-19 sejak wabahnya muncul pada 21 Februari, Italia memiliki jumlah korban tertinggi ke dua di dunia setelah Amerika Serikat.

Selain itu, perhitungan kematian dan infeksi baru setiap hari telah melambat dari yang diperkirakan pemerintah, dan mendorong Perdana Menteri Giuseppe Conte untuk mengadopsi pendekatan perlahan-perlahan untuk mengakhiri masa karantina, yang akan terus disesuaikan tergantung pada tren penularan.

“Kami masih dalam pergolakan penuh melawan pandemi,” kata Conte dalam sebuah wawancara dengan surat kabar La Stampa pada Minggu (3/5), menekankan apa yang disebut “fase 2” dari karantina “tidak harus dilihat sebagai sinyal bahwa kita semua bebas”.

Pelonggaran karantina telah dirusak oleh kurangnya kejelasan tentang apa tepatnya kegiatan yang diizinkan, dan bahkan rumah siapa saja yang dapat dikunjungi.

Kebingungan kemudian diperburuk oleh pedoman yang dikeluarkan oleh pemerintah selama akhir pekan, yang dengan cepat menjadi sasaran kecaman dan cemoohan yang meluas di media sosial.

Pedoman itu menjabarkan, bahwa kunjungan bahkan ke kerabat jauh akan diizinkan, termasuk untuk menemui anak-anak sepupu, atau sepupu pasangan, serta kunjungan ke siapa pun yang memiliki “ikatan kasih sayang yang stabil”.

Namun pedoman itu tidak menjelaskan apakah persahabatan dianggap sebagai ikatan kasih sayang yang stabil, sampai pesan yang seharusnya tidak dilaporkan ke media dari kantor perdana menteri menjelaskan, bahwa kunjungan ke teman masih tidak diizinkan.

Conte mengatakan, bahwa “fase 2” akan mencakup lebih banyak pengujian untuk melihat siapa yang terinfeksi virus, dengan 5 juta alat tes dikirim ke daerah dalam dua bulan ke depan.

Lihat juga...