Asteroid, Bisa Bertabrakan dengan Bumi?

Ilmuwan juga menghitung efek tumbukan asteroid berdiameter 50-100 meter (m) mampu menghasilkan energi 10-100 Megaton (Mt) yang mampu membuat kawah seluas 1 km. Sedangkan asteroid berdiameter 100-500 m diperkirakan memiliki energi 100-10.000 Mt yang mampu membuat kawah seluas 5 km, sebuah kota kecil hancur atau tsunami.

Sementara itu, asteroid berdiameter 0,5 km hingga 2 km mampu menghasilkan energi 10.000 hingga 500.000 Mt dan menghasilkan kawah seluas 20 km, menyebabkan satu negara kecil hancur, tsunami, dan mempengaruhi iklim Bumi.

Dan asteroid berdiameter 2 hingga 10 km mampu membuat kawah seluas 100 km dan dampak global yang berakibat pada kepunahan massal.

Bahaya dampak tabrakan asteroid dengan Bumi itu adalah contoh risiko paling ekstrem dengan probabilitas sangat rendah tetapi konsekuensi sangat besar. Secara statistik, itu bisa terjadi kapan saja, tetapi itu tidak membantu mengurangi risiko, kata astronom senior AS David Morrison.

Karenanya, menurut Abdul Rachman, AS memasang target untuk dapat mendeteksi 90 persen asteroid berukuran besar.

Namun demikian ia menjelaskan keistimewaan Bumi yang diselimuti atmosfer dan menjadi pelindung saat benda langit hendak menghantam. “Kita bisa belajar tumbukan yang terjadi di Bulan yang tidak memiliki atmosfer dan menciptakan banyak kawah di permukaannya”.

Atmosfer Bumi, menurut dia, setidaknya mampu menahan asteroid atau benda antariksa hingga berukuran diameter 50 meter. Benda antariksa tersebut akan terbakar di atmosfer.

Kawah seluas 2 km di Arizona, AS, menjadi salah satu contoh bekas tumbukan benda langit ke Bumi. Ilmuwan juga percaya punahnya dinosaurus jutaan tahun lalu juga terjadi sebagai dampak dari tabrakan asteroid dengan Bumi yang membuat iklim berubah, memunculkan debu atau asap sehingga menghalangi cahaya Matahari, akhirnya membuat tanaman mati, ujar Abdul Rachman.

Lihat juga...