Wabah Covid-19 Berisiko Pencapaian Inflasi 2020
Sementara inflasi pada Maret di Cilacap yang tercatat sebesar 0,06 persen (mtm), kata dia, melambat dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat inflasi sebesar 0,49 persen (mtm).
Menurut dia, capaian inflasi di Cilacap lebih tinggi dibandingkan kota lain di Jawa Tengah, seperti Tegal yang minus 0,02 persen (mtm), Kudus 0,04 persen (mtm), Surakarta 0,01 persen (mtm), Semarang 0,02 persen (mtm), dan Purwokerto 0,05 persen (mtm),” katanya.
“Inflasi pada Maret 2020 di Cilacap, terutama didorong oleh kenaikan harga komoditas pada kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya serta kelompok transportasi. Sebaliknya, kelompok pakaian dan alas kaki mencatatkan andil deflasi yang menahan laju inflasi pada periode laporan,” katanya.
Samsun mengatakan, beberapa hal yang berpotensi mendorong laju inflasi di antaranya penetapan harga yang ditentukan pemerintah seperti cukai rokok.
Selain itu, kata dia, inflasi bahan makanan karena faktor musiman (cuaca dan masa tanam, red.) serta tingginya permintaan pada hari besar keagamaan dan periode liburan.
Dari sisi eksternal, lanjut dia, faktor yang berpotensi menyumbang inflasi antara lain kenaikan harga komoditas impor sebagai dampak dari fluktuasi nilai tukar rupiah, dan kondisi perdagangan dunia.
Terkait upaya pengendalian harga, dia mengatakan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Banyumas telah melakukan beberapa kegiatan, antara lain pemantauan harga rutin komoditas bahan pangan strategis seperti beras, daging ayam ras, telur ayam ras, dan komoditas hortikultura.
Fokus pengendalian inflasi TPID Kabupaten Banyumas pada tahun 2020, antara lain peningkatan pasokan bahan makanan, terutama beras, cabai merah, bawang merah, bawang putih, gula pasir, dan minyak goreng serta koordinasi antardaerah dalam upaya pengendalian inflasi.