Wabah Covid-19 Berisiko Pencapaian Inflasi 2020

Ilustrasi -Dok: CDN

PURWOKERTO – Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Purwokerto, Jawa Tengah, menilai wabah Covid-19 berisiko terhadap pencapaian inflasi tahun 2020, khususnya di Purwokerto dan Cilacap,
“Mewabahnya Covid-19 yang membatasi aktivitas produksi dan perdagangan juga berisiko terhadap pencapaian inflasi pada tahun 2020,” kata Kepala KPw BI Purwokerto, Samsun Hadi, dalam keterangan tertulis, Jumat (3/4/2020).

Kendati telah dipengaruhi wabah Covid-19, dia mengatakan inflasi di Purwokerto dan Cilacap pada Maret 2020 masih terkendali, dan berada dalam rentang sasaran inflasi nasional yang sebesar 3 persen plus minus 1 persen (year on year/yoy).

Dalam hal ini, inflasi di Purwokerto tercatat sebesar 0,05 persen (month to month/mtm), 0,95 persen (year to date/ytd) dan 2,81 persen (yoy), sedangkan inflasi di Cilacap tercatat sebesar 0,06 persen (mtm), 0,51 persen (ytd) dan 2,15 persen (yoy).

“Namun Inflasi selama Maret di kedua kota tersebut terpantau masih lebih tinggi dibandingkan inflasi di Jawa Tengah yang sebesar 0,02 persen (mtm),” jelasnya.

Lebih lanjut, Samsun mengatakan, inflasi bulan Maret di Purwokerto yang sebesar 0,05 persen (mtm) lebih rendah dibandingkan inflasi bulan sebelumnya yang sebesar 0,58 persen (mtm).

Menurut dia, pencapaian inflasi di Purwokerto terpantau lebih tinggi dibandingkan Jawa Tengah yang sebesar 0,02 persen (mtm), namun lebih rendah dibandingkan inflasi di Cilacap yang sebesar 0,06 persen (mtm) dan nasional yang sebesar 0,10 persen (mtm).

“Inflasi pada Maret 2020 di Purwokerto, terutama bersumber dari peningkatan harga komoditas pada kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya yang memberikan andil sebesar 0,06 persen, terutama bersumber dari kenaikan harga perhiasan emas. Beberapa komoditas lain yang menjadi penyumbang utama inflasi, antara lain gula pasir, telur ayam ras, dan aneka rokok,” katanya.

Lihat juga...