Rumput Laut Spinosum Digemari di Lampung Selatan

Editor: Koko Triarko

LAMPUNG – Pembudidaya rumput laut jenis spinosum di Lampung Selatan, merasa diuntungkan dengan masih adanya pedagang takjil. Pasalnya, rumput laut jenis tersebut menjadi salah satu bahan pembuatan es buah yang laris manis saat Ramadan.

Nakim, pembudidaya rumput laut di Desa Ketapang, menyebut budi daya rumput laut putih (Eucheuma Spinosum) kerap dilakukan tiga bulan sebelum bulan Ramadan. Sebab, permintaan rumput laut untuk bahan pembuatan minuman, meningkat.

Budi daya rumput laut dengan masa tanam selama kurang dari satu bulan, mampu menghasilkan sekitar 5 kuintal sekali panen. Tiga bulan sebelum Ramadan, ia memiliki stok sekitar 1 ton rumput laut kering, sehingga bisa memenuhi permintaan pemilik usaha kuliner. Pemesan telah membeli rumput laut darinya dua pekan sebelum awal puasa Ramadan.

Pembudidaya rumput laut di Ketapang, menurutnya dominan menanam jenis spinosum. Sebab, jenis tersebut kerap digunakan untuk pembuatan minuman es campur. Tekstur lebih kecil, lembut dan renyah memudahkan proses pembuatan es rumput laut.

Astuti (kiri), salah satu penjual menu hidangan berbuka puasa atau takjil dengan minuman dari rumput laut yang banyak disukai oleh pelanggan, Kamis (30/4/2020). -Foto: Henk Widi

Meski menanam jenis rumput laut merah katoni (Eucheuma Cattonii), jenis tersebut dominan dipakai untuk pembuatan bahan kosmetik, dan bahan baku tepung agar.

“Pembudidaya rumput laut semula menanam jenis katoni, namun dengan kemudahan pemasaran jenis spinosum membuat pembudidaya beralih varietas dengan harga lebih terjangkau,” terang Nakim, Kamis (30/4/2020).

Lihat juga...