Pemerintah Siapkan Opsi Sumber Pembiayaan Tutup Defisit APBN
Editor: Makmun Hidayat
Kemudian sumber kedua adalah yang berasal dari Dana Abadi Pemerintah. Menurut Menkeu, sejauh ini dana tersebut sudah terakumulasi cukup signifikan.
“Yang paling besar adalah dana LPDP dari Pendidikan, yang bisa menjadi salah satu solusi, karena kini jumlahnya sudah mencapai Rp60 trilun,” tandasnya.
Adapun sumber ketiga adalah memanfaatkan dana yang dikelola berbagai Badan Layanan Umum (BLU). Menkeu sendiri masih terus menghitung dan mengakumulasi sumberdaya yang dikelola oleh masing-masing agency tersebut.
“Ini tiga sumber yang tidak berasal dari market atau dalam hal ini kita menggunakan yang ada di masing masing agency atau lembaga pemerintah. Ini menggambarkan bahwa kita sangat hati-hati,” tukas Menkeu.
Tentu tiga sumber pembiayaan tersebut tidak cukup menutupi kebutuhan belanja pemerintah yang terus meningkat seiring melonjaknya wabah.
Untuk itu pemerintah tetap akan menerbitkan Surat Berharga Negara (SBN) baik dalam bentuk Surat Utang Negara (SUN) maupun Sukuk melalui mekanisme pasar domestik atau juga global, dengan tetap memerhatikan tingkat preferensi risiko dan yield yang reasonable.
“Memang saat ini kita sadar, di tengah pandemi, tingkat resiko di seluruh dunia meningkat. Oleh karena itu mereka (investor) meminta kenaikan yield, tapi kita juga harus memberikan arahan bahwa kenaikan itu harus memiliki basis yang kuat dan mempertimbangkan pondasi ekonomi kita,” papar Menkeu.
“Kita juga bisa melakukan penambahan SBN dengan membuka kesempatan penerbitan terhadap beberapa permintaan private placement dari BUMN atau lembaga, seperti Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH), Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dan sebagainya,” sambung Menkeu.