Pedagang Uang Lama di Bandar Lampung Sepi Pembeli

Editor: Koko Triarko

Lailatul Magfiroh, pembuat hiasan mahar pernikahan, juga mengaku kerap menerima pesanan mahar terbuat dari uang. Sebagian uang yang digunakan dominan merupakan uang kertas dan koin. Uang mahar tersebut sebagian berupa uang kuno, lama dan uang baru. Sebagai solusi untuk sejumlah uang baru yang akan digunakan, ia memanfaatkan uang mainan yang bentuknya mirip.

“Uang asli tetap akan digunakan untuk simbol angka tertentu yang telah ditetapkan mempelai, uang mainan sebagai aksesoris,” cetusnya.

Warga Desa Wai Sidomukti itu menyebut, imbas Corona membuatnya tidak menerima order. Tertundanya sejumlah acara resepsi pernikahan membuat ia tidak menerima pesanan. Hiasan mahar pernikahan yang dibanderol mulai Rp500ribu hingga jutaan rupiah, menyesuaikan tingkat kesulitan pembuatan. Sebagian uang asli di antaranya uang lama, kuno disediakan oleh pemesan.

Pembuatan mahar pernikahan dengan uang lama dan kuno, menurutnya menjadi penyemarak rangkaian pernikahan. Sebab, sesuai tradisi di wilayah itu, ijab kabul berlanjut dengan resepsi.

Namun selama pandemi Corona, pernikahan yang telah dijadwalkan terpaksa hanya dilakukan ijab kabul. Sebab, resepsi mengundang orang banyak dilarang selama pandemi Coronar.

Lihat juga...