KPAI: Hanya 19,1 Persen Guru yang Terbiasa Menggunakan Aplikasi Daring

Redaktur: Muhsin E Bijo Dirajo

Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Retno Listyarti saat dihubungi via zoom, Rabu (29/4/2020) - Foto Ranny Supusepa

JAKARTA — Tidak terbiasanya para pengajar dengan media teknologi pembelajaran online, dinyatakan sebagai salah satu sebab mengapa program Pembelajaran Jarak Jauh menjadi tidak menarik bagi siswa.

Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Retno Listyarti mengatakan, dari survei yang dilakukan KPAI bersama Forum Serikat Guru Indonesia (FSGI) menunjukkan, dari para guru yang menjadi responden hanya 19,1 persen yang sudah terbiasa menggunakan aplikasi daring.

“Sementara 82,2 persen dari guru yang menjadi responden hanya memahami penggunaan WA, Line, Fb dan IG sebagai media teknologi digital dalam pembelajaran,” kata Retno saat dihubungi, Rabu (29/4/2020).

Retno menyatakan bahwa ini tidak sepenuhnya salah. Hanya kondisi ini membuat suasana pembelajaran menjadi tidak menarik bagi siswa.

“Tapi kami tetap mengapresiasi para guru yang memiliki kemauan untuk mempelajari secara otodidak, dengan bertanya pada rekan sejawat maupun keluarga mereka,” ujar Retno.

Untuk menyiasatinya, Retno mendorong diselenggarakannya pelatihan bagi para guru demi proses pembelajaran jarak jauh yang bermakna dan berorientasi pada siswa.

“Pelatihan dapat berbasis pada komunitas maupun organisasi profesi. Dengan konten pelatihan terkait penggunaan atau pemanfaatan media pembelajaran berbasis TIK,” ujarnya.

Retno juga mengharapkan adanya partisipasi dari pihak swasta, seperti perusahaan media teknologi pembelajaran, LSM, lembaga penyiaran maupun pihak lainnya yang memiliki kompetensi terkait subjek tersebut.

“Dengan adanya partisipasi berbagai lapisan dan kelompok masyarakat, diharapkan kualitas pembelajaran selama masa pembatasan ini bisa bermanfaat bagi siswa,” ungkapnya.

Lihat juga...