Kabar Bohong Mengenai Covid-19 Memantik Ketakutan dan Kepanikan

Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, mengingatkan negara-negara di dunia untuk melindungi masyarakat miskin menghadapi krisis COVID-19 – Foto Ant

JAKARTA – Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), António Guterres, mengingatkan masyarakat agar mewaspadai kabar bohong dan informasi salah yang diedarkan melalui media sosial mengenai pandemi Covid-19.

Keberadaan kabar bohong dan informasi salah tersebut memantik ketakutan dan kepanikan di tengah pandemi COVID-19. “Di saat dunia berjuang menghadapi pandemi COVID-19, krisis paling menantang yang dihadapi kemanusiaan sejak Perang Dunia II, kita juga menghadapi pandemi lain, bahaya pandemi informasi salah,” kata Guterres pada sesi pengarahan di Markas PBB, New York, Amerika Serikat.

Guterres menyampaikan keprihatinannya terhadap tips kesehatan yang keliru, teori-teori konspirasi mengenai penyebaran virus, ungkapan kebencian, dan kabar bohong mengenai COVID-19 yang beredar di media sosial.

Menurutnya, penyebaran informasi salah dan kabar bohong dapat membuat sekelompok orang menjadi korban kebencian dan prasangka. “Dunia harus bersatu melawan penyakit ini. Percaya pada vaksin. Pertama, percaya pada ilmu pengetahuan. Saya mengapresiasi para wartawan dan lembaga pemeriksa fakta yang meluruskan unggahan-unggahan menyesatkan di media sosial,” ucap Guterres, seraya meminta operator media sosial untuk meningkatkan usahanya menghapus informasi sesat.

Terkait konteks itu, Guterres mengumumkan, bahwa PBB meluncurkan inisiatif baru yang bertujuan meluruskan kabar bohong serta informasi salah mengenai COVID-19. “Saya mengumumkan peluncuran inisiatif tanggap komunikasi PBB, yang bertugas mengunggah data dan temuan ilmu pengetahuan demi melawan derasnya arus informasi salah dan sesat, yang menempatkan hidup kita dalam bahaya,” ujar Guterres.

Lihat juga...