Jemaah Plosokuning Tetap ‘Padusan’ di Tengah Pandemi Covid-19
Editor: Koko Triarko
YOGYAKARTA – Di tengah pandemi Covid-19, sejumlah masyarakat dusun Minomartani, Ngaglik, Sleman, tetap antusias melakukan tradisi padusan untuk menyambut bulan puasa atau Ramadan 1441 Hijriah ini. Tradisi pensucian diri, baik lahir dan batin ini dilakukan masyarakat dengan mandi bersama-sama di kawasan Masjid Pathok Negoro Plosokuning, yang merupakan pusat peribadatan warga sejak masa Sultan Hamengku Buwono I.
Berbagai kalangan mulai dari anak-anak, remaja, hingga orang tua mandi di sebuah kolam yang mengelilingi Masjid Kraton Yogyakarta itu. Mereka terlihat begitu menikmati tradisi yang sudah berjalan sejak ratusan tahun silam itu.
Takmir sekaligus Pengelola Cagar Budaya Masjid Pathok Negoro Plosokuning, Kamaludin Purnomo, mengatakan pihaknya memang tidak bisa melarang warga maupun jemaahnya untuk melakukan tradisi padusan, di tengah situasi pandemi Covid-19.

Meski begitu, sebagai bentuk antisipasi, pihaknya memutuskan meniadakan acara seremoni yang juga biasa dilakukan untuk menyambut bulan suci Ramadan, yakni pawai Gerobak Sapi.
“Masyarakat di Plosokuning ini sudah sangat dekat dan tidak bisa dilepaskan dari masjid. Jadi kita juga tidak bisa melarang jemaah memenuhi kebutuhan spiritual mereka,” ujarnya, Kamis (23/4/2020) sore.
Tak seperti masjid lainnya yang meniadakan kegiatan tarwih maupun salat berjemaah, Masjid Pathok Negoro Plosokuning tetap mengelar sejumlah kegiatan tersebut di bulan Ramadan tahun ini. Bahkan, pihak takmir juga akan tetap melaksanakan kegiatan sahur bersama, buka bersama maupun kegiatan tadarus Alquran.