Belasan Warga Positif, Pemkab Tulungagung Isolasi Ketat Desa Jabalsari
Menurut penuturan warga bernama Gunawan, selain jalan-jalan antardesa ditutup, uang dari warga Desa Jabalsari tak laku digunakan pembayaran di luar. Pedagang menolak, dengan alasan khawatir terpapar corona. “Karena itu kami mengimbau bagi warga lain yang ingin menyumbang ke (warga) Desa Jabalsari sebaiknya dalam bentuk barang langsung. Jangan kami diberi uang, tidak laku. Tidak ada gunanya, nanti kalau uang sumbangan tidak bisa kami belanjakan,” kata Rimba, warga lainnya.
Bantuan dari dermawan sempat mengalir ke Desa Jabalsari pada hari pertama-kedua diberlakukannya isolasi wilayah. Namun, karena dilakukan secara sporadis melalui warga Desa Jabalsari tanpa melalui prosedur pemerintah desa yang dinilai birokratis. Dampaknya, penyaluran bantuan sempat mengalami miskomunikasi dengan aparat keamanan, yang menghendaki semua sumbangan terkoordinasi di tingkat pemdes.
Hal ini kemudian memicu polemik. Warga sempat gusar dan mengancam akan membongkar paksa semua pagar pembatas yang memblokir akses keluar-masuk desa, karena saat itu bantuan dari pemkab juga tak kunjung turun atau disalurkan. Baru pada Minggu (26/4/2020) siang, bantuan mulai dikirim oleh Pemkab Tulungagung melalui Dinas Sosial. Kabag Humas Pemkab Tulungagung, Galih Nuswantoro menyebut, bantuan sembako dikirim secara bergelombang.
Untuk tahap awal, jumlah paket sembako yang dikirim 500 kardus berisi 10 kilogram beras, minyak goreng dua liter, mie instan 12 bungkus, dan gula 1 kilogram. Paket bantuan dikemas dalam wadah kardus bertuliskan selamat Idul Fitri 1441 Hijriah. Galih Nuswantoro mengatakan, angka 500 tersebut muncul dari data yang diserahkan pemerintah desa ke pemkab.