Aktivis Cipayung Sikka Desak Pemda Tutup Akses Masuk Kapal

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

Bahkan efek dari keterbatasan fasilitas kesehatan seperti Alat Pelindung Diri (APD), Ketua Tenaga Kerja Bongkar Muat (TKBM) dan para buruh pelabuhan Laurens Say Maumere menolak untuk mobilisasi penumpang maupun barang dari kapal yang akan masuk di pelabuhan.

Dalam rangka merespon meningkatnya status ODP dan menjawab keresahan masyarakat terhadap hadirnya para penumpang kapal yang akan datang dari daerah terpapar virus corona, maka pihaknya mendesak segera menutup pelabuhan laut di Sikka.

“Aktivis Cipayung Sikka yakni GMNI dan PMKRI serta para TKBM Pelabuhan Laurens Say dan pelabuhan lainnya yang ada di Maumere, mendesak pemkab Sikka untuk segera menutup masuknya kapal penumpang di pelabuhan Laurens Say dan pelabuhan lainnya yang ada di kabupaten Sikka untuk sementara waktu,” tegasnya.

Sementara itu, ketua PMKRI cabang Maumere, Yuliana Bara, mengatakan, pihaknya mendesak Pemkab Sikka agar berkomitmen secara tegas menolak berlabuhnya KM. Lambelu di pelabuhan Laurens Say Maumere pada tanggal 6 April 2020 besok.

Ketua PMKRI cabang Maumere, Yuliana Bara, saat ditanyai Minggu (5/4/2020). Foto: Ebed de Rosary

Bila tuntutan ini tidak diindahkan Pemkab Sikka, maka pihaknya menegaskan akan menggelar aksi unjuk rasa untuk mendesak Pelni dan agen pelayaran lainnya agar siap bertanggungjawab bila penumpang yang ada dalam kapal ada yang terinfeksi Covid-19.

“Kami mendesak Pemkab Sikka untuk melakukan koordinasi dengan Pelni untuk mengupayakan KM. Lambelu harus berlabuh pada siang hari, agar proses pengawasannya lebih efektif,” pintanya.

Lihat juga...