Kasus DBD di Sikka Tertinggi di NTT

Editor: Makmun Hidayat

 MAUMERE — Dari  21 kabupaten dan 1 kota di Nusa Tenggara Timur (NTT) hingga saat ini, Senin (9/3) jumlah penderita demam berdarah dengue (DBD) mencapai  2.697 kasus, dan  tertinggi ada di Kabupaten Sikka sebanyak 1.195 kasus yang menyebabkan 13 orang meninggal dunia.

Sebelumnya, Pemprov NTT bersama pemerintah kabupaten sejak bulan September 2019 telah melakukan sistem kewaspadaan dini terhadap penyebaran penyakit DBD karena  awal musim penghujan biasanya terjadi di bulan Oktober.

“Namun awal musim hujan terjadi di bulan Desember 2019 dan kita ketahui penyait DBD adalah penyakit berbasis lingkungan. Tenaga kesehatan dari dulu memang sering melakukan sosialisasi dan kegiatan kerja bakti melalui instruksi kepala daerah,” jelas Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTT, drg Dominikus Minggu Mere di RS TC Hillers Maumere, Sikka, Senin (9/3/2020).

Dikatakan Dominikus, meskipun sosialisasi telah dilakukan, namun demikian dalam implementasinya memang ada hal-hal yang perlu dibenahi lagi untuk kesempatan yang akan datang.  Khusus untuk Kabupaten Sikka seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) telah diinstruksikan untuk melakukan gerakan massal Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN).

Memang perlu adanya kesinambungan di dalam kegiatan dan harus lakukan setiap hari, sebutnya, karena pengalaman tahun 2019 di daerah Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat dalam kurun waktu dua minggu setelah dilakukan PSN massal kasusnya menurun.

“Secara rinci bupati Sikka dan Dinas Kesehatan juga telah membuat beberapa kebutuhan untuk penanganan kesehatan. Minggu kedelapan sejak Januari kasusnya meningkat siginifikan namun minggu kesepuluh menurun dari 181 kasus menjadi 150 kasus,” terangnya.

Lihat juga...