Kasus DBD di Sikka Tertinggi di NTT

Editor: Makmun Hidayat

Rensiana, salah satu orang tua pasien DBD yang dirawat di RC TC Hillers Maumere mangatakan, masyarakat juga bingung dengan adanya kasus meningkatnya demam berdarah di Kabupaten Sikka semenjak tahun 2019 hingga tahun 2020 yang sudah menelan 26 korban jiwa.

Menurutnya, sosialisasi yang dilakukan pemerintah masih belum maksimal karena banyak masyarakat di desa-desa tidak mengetahui adanya imbauan terkait melakukan aksi bersih-bersih sampah di rumah dan lingkungan sekitarnya.

“Sebagai masyarakat kami tidak mengetahui adanya imbauan mengenai gerakan PSN secara massal selama dua minggu ke depan.Harusnya sebelum musim penghujan harus ada aksi bersih-bersih secara massal,” sebutnya.

Melihat banyak kasus yang terjadi di kota Maumere, dirinya pun berharap agar pemerintah menindak tegas para pengusaha pemilik toko-toko yang menutup saluran air di depan toko mereka dengan cara disemen permanen.

Bila terjadi hujan dan air tergenang, kata dia, saluran air tidak bisa dikontrol apalagi dibersihkan karena semua saluran air telah ditutup semen dan tidak bisa dibuka sehingga air sering tergenang di saluran dan menyebarkan bau tidak sedap serta menjadi sarang nyamuk.

“Pemerintah harusnya mengambil langkah tegas terhadap para pengusaha yang membuat air tergenang di daerah pertokoan. Jangan masyarakat kecil saja disuruh kerja bakti tetapi pengusaha pemilik toko tidak kerja bakti bahkan membersihkan saluran di depan toko mereka,” tegasnya.

Rensian menyarankan agar Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Sikka bisa mengerahkan alat berat untuk mengeruk drainase di pertokoan yang tersumbat oleh tanah dan pasir serta membongkar semen penutup saluran air.

Lihat juga...