‘Hand Sanitizer’ Langka Daun Sirih Bisa Jadi Pilihan

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

LAMPUNG – Sulitnya membeli cairan pembersih tangan atau hand sanitizer diakui oleh sejumlah masyarakat.

Fransiska Suyatinah, salah satu warga Desa Pasuruan, Kecamatan Penengahan, Lampung Selatan (Lamsel) menyebut dua apotek dan dua toko waralaba yang kerap menjual hand sanitizer kehabisan stok. Imbasnya ia memilih menggunakan hand sanitizer alami dari daun sirih.

Harga hand sanitizer dengan isi 60 mililiter yang semula dijual Rp30.000 naik menjadi Rp50.000 di sejumlah apotek.

Namun dalam beberapa hari terakhir ia sudah tidak bisa membeli hand sanitizer pabrikan. Solusi yang digunakan untuk bisa mendapatkan hand sanitizier yang mulai langka dan mahal dilakukan olehnya dengan mengolah daun sirih.

Proses pembuatan hand sanitizer menurut Fransiska dilakukan dengan merebus daun sirih, lidah buaya. Kedua campuran tersebut menjadi cairan herbal yang bisa dijadikan alternatif pembersih tangan.

Rebusan daun sirih atau piper betle akan disaring dalam wadah bekas hand sanitizer yang sudah tidak terpakai. Proses penggunaan hand sanitizer herbal akan disemprotkan pada tangan untuk membunuh kuman.

“Sejak lama daun sirih dipakai sebagai cairan untuk membersihkan mata atau rambang saat sakit mata, membersihkan organ kewanitaan dan menangkal kuman lebih lama, cara pembuatannya juga sederhana,” terang Fransiska saat ditemui Cendana News sedang memetik daun sirih di kebunnya, Rabu (18/3/2020).

Fransiska juga menyebut daun sirih memiliki khasiat yang sangat bagus untuk menjaga kesehatan gigi. Secara turun temurun daun sirih kerap dipakai untuk “susur” dengan kapur sirih dan pinang.

Khasiat yang baik untuk gigi tersebut menjadikan daun sirih bisa dimanfaatkan untuk membuat hand sanitizer herbal. Cara tersebut sekaligus menghemat pengeluaran akibat kenaikan sejumlah harga komoditas.

Lihat juga...