Bakau Berkurang, Abrasi Pantura Flores Kian Parah

Editor: Makmun Hidayat

Anggota pembina Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Provinsi NTT, Carolus Winfridus Keupung mengatakan, hampir di sebagian besar pantai utara Flores termasuk di Kabupaten Sikka bakaunya sudah berkurang drastis karena ditebang masyarakat.

Di beberapa wilayah seperti di Kecamatan Talibura dan Magepanda, kata Wim sapaannya, beberapa Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) bersama Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Sikka mulai melakukan penamanam mangrove lagi.

“Di beberapa kecamatan yang dekat pemukiman penduduk warga bersama LSM dan DLH Sikka melakukan penanaman kembali sehingga mulai tampak hutan-hutan bakau sehingga perumahan warga di pesisir pantai tidak terancam abrasi,” terangnya.

Wim berharap agar Pemerintah Kabupaten Sikka melalui DLH Sikka harus masif melakukan pembibitan dan penanaman bakau kembali agar wilayah pesisir pantai terutama di sekitar pemukiman penduduk dan dekat dengan jalan raya terhindar dari abrasi dan gerusan ombak saat musim gelombang tinggi.

Direktur Wahana Tani Mandiri (WTM) ini bersyukur masih ada beberapa angota masyarakat yang melakukan upaya penanaman sendiri bersama lembaga pendidikan serta TNI AL dari Lanal Maumere dan Polairud Polda NTT yang hampir setiap tahun melakukan penanaman mangrove di pesisir pantai utara Flores.

“Kesadaran untuk melakukan penanaman mangrove sudah mulai tumbuh hanya perlu ada dorongan dari pemerintah termasuk menyediakan bibit tanaman bakau agar bisa mengajak masyarakat melakukan penanaman kembali,” ujarnya.

Lihat juga...