Anggrek Bulan ‘Puspa Pesona’ Pancaran Pemikiran Ibu Tien Soeharto

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

Pertimbangan lain yang menjadikan Anggrek bulan terpilih sebagai bunga nasional. Diantaranya, Anggrek Bulan telah dijadikan sebagai lambang organisasi PAI, sejak didirikan pada 4 November 1956.

Anggrek Bulan adalah cikal bakal dari anggrek phalaenopsis, dan sejak lama dikenal oleh nenek moyang atau leluhur bangsa Indonesia.

Dijelaskan lagi, Anggrek Bulan ini merupakan jenis marga phalaenopsis pertama yang ditemukan oleh para peneliti flora di Indonesia pada tahun 1918.

Persebaran Anggrek Bulan juga merata, dan ditemukan hampir di setiap kepulauan di Indonesia. Dan Indonesia merupakan wilayah penyebaran marga anggrek phalaenopsis yang terkaya di dunia.

Dari 70 spesies phalaenopsis. Yakni, 26 spesies diantaranya terdapat di Indonesia, dan urutan kedua adalah negara Filipina dengan 15 spesies.

Ditinjau dari struktur bunga, bentuk, dan warnanya, Anggrek Bulan melambangkan makna yang terkandung dalam falsafah negara Indonesia, yaitu Pancasila.

Kelopak bunganya berjumlah lima dan susunan kuntumnya saling tumpang tindih. Ini dapat diartikan sebagai lambang kesatuan dan persatuan bangsa.

“Anggrek Bulan ini berbeda dengan anggrek jenis lainnya. Jadi tidak salah almarhumah Ibu Tien Soeharto mengusulkan Anggrek Bulan sebagai Puspa Pesona. Bunganya putih berjumlah lima, lambang pemersatu bangsa,” ujar Budi.

Daya tahan Anggrek Bulan pada pohon tahan lama, dibanding bunga lainnya. Kuntum bunganya dapat mencapai lebih dari 60 kuntum, dan setiap tangkainya memberikan kesan kelembutan.

“Warna bunganya putih, wangi semerbak sangat lembut,” imbuhnya.

Usulan Ibu Tien Soeharto, itu kemudian direalisasikan oleh pemerintah melalui Keputusan Presiden (Keppres) Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1993.

Lihat juga...