Ribuan Warga Pekalongan Bertahan di Pengungsian
PEKALONGAN – Sebanyak 2.475 warga Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, hingga Kamis (27/2/2020) masih bertahan di pengungsian, karena banjir masih merendam tempat tinggal mereka.
Berdasarkan pantauan di sejumlah wilayah pesisir pada Kamis (27/2/2020), kondisi banjir sudah mulai surut. Namun, ketinggian air masih mencapai sekitar 30 sentimeter, sehingga sebagian warga lebih memilih bertahan di tempat pengungsian.
Sejumlah desa di Kecamatan Tirto yang terdampak banjir antara lain, Desa Jeruksari yang merendam sebanyak 1.620 rumah, Mulyorejo (674 rumah), Karangjompo (592 rumah), Pacar (632 rumah), Samborejo (110 rumah), dan Tegaldowo (656 rumah).
Kemudian di Kecamatan Wiradesa, antara lain Desa Bener sebanyak 433 rumah, Pekuncen (345 rumah), dan Mayangan (25 rumah), sedang di Kecamatan Siwalan seperti Desa Depok (600 rumah), Blacanan (400 rumah), serta Boyoteluk sebanyak 300 rumah.
Perwakilan Humas Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Pekalongan, M. Rofik Maulana mengatakan, korban banjir mengungsi di 33 lokasi pengungsian. Saat ini, PMI bersama tim penanggulangan bencana disebutnya, masih melakukan penanganan korban dengan menyiapkan dapur umum dan pemeriksaan kesehatan.
“Kebutuhan mendesak yang dibutuhkan korban banjir saat ini adalah selimut, trapolin, makanan siap saji seperti mie instan, ikan olahan, dan makanan bayi, serta obat-obatan seperti minyak kayu putih, tolak angin, serta salep gatal,” katanya.
Salah satu korban banjir, Nurkholis mengatakan, warga kini masih memilih mengungsi, karena tempat tinggalnya masih tergenang air. “Banjir masih menggenangi wilayah desa. Penurunan banjir hanya sekitar 10 sentimeter dibandingkan sebelumnya yang sempat mencapai 50 sentimeter,” pungkasnya. (Ant)