Panas Berkepanjangan, Tanaman Jagung Petani di Sikka Mati
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
MAUMERE – Hasil produksi jagung di kabupaten Sikka, provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) menurun, mengingat panas yang berkepanjangan, membuat tanaman jagung petani yang berumur 1,5 bulan ke bawah mulai mengering dan dipastikan mengalami gagal panen sebab banyak yang mati.
Selain itu, dampak serangan hama ulat Grayak juga turut memperparah kondisi tanaman jagung sebab bagian pangkal jagung bagian dalam yang masih muda juga rusak dimakan ulat.
“Sudah bisa diprediksi tanaman jagung petani di desa Habi dan Langir banyak yang rusak akibat terserang hama dan terkena panas,” sebut Servasius Nong, petani jagung di desa Habi, kecamatan Kangae, kabupaten Sikka, provinsi NTT, Senin (10/2/2020).
Servas sapaannya, menyebutkan, kondisi ini membuat petani juga mulai kebingungan karena dari total lahan setengah hektare, tanaman yang rusak dan terancam mengalami gagal panen mencapai luas sekitar seperempat bahkan setengah hektare.
Dia menambahkan, hingga saat ini hujan dengan intensitas tinggi belum turun sehingga praktis hampir sebulan areal tanaman jagung di desa Habi dan Langir kering terkena panas matahari.
“Pemerintah kalau bisa segera membantu petani dengan menyediakan bibit kacang hijau agar petani bisa segera menanamnya. Apalagi saat ini hujan rintik juga selalu turun,” ujarnya.
Paulus da Cruce, petani desa Habi, kecamatan Kangae, yang juga pemilik lahan jagung hampir satu hektare meminta agar pemerintah kabupaten Sikka melalui dinas Pertanian segera memberikan bantuan.
