H(ART)BOUR Festival Cara Mengekalkan Kenangan di Pelabuhan
Redaktur: Satmoko Budi Santoso

Seni cetak sublimasi di atas kain dimensi bervariasi tersebut merupakan karya seniman bernama Wulang Sunu. Karya seni tersebut menggambarkan tentang pelabuhan Merak dan Bakauheni.
Wulang Sunu mengisahkan cerita cerita transmigran yang mempertanyakan identitasnya atau napak tilas dari zaman keemasan pelabuhan Merak dengan komoditas yang dibongkar muat.
Syaifullil Maslul menyebut puncak festival terangkum dalam The H(ART) BOUR Night dengan video mapping oleh APEmotion yang merupakan seniman seni multimedia dari Bali.
Video mapping menggunakan facade gedung terminal eksekutif Anjungan Agung Bakauheni itu dapat dinikmati oleh penumpang di atas kapal saat akan sandar dan pergi.
Studio arsitek Csutoras dan Liando secara khusus merancang Harbour Cinema di Rooftop Terminal Eksekutif Bakauheni. Film karya Riri Reza dengan judul Kulari ke Pantai akan diputar bersama kompilasi film pendek dari Viddsee.
Selain itu saat makan malam sekumpulan seniman multidisiplin dari Yogyakarta menggali berbagai hal mengenai makanan disuguhkan oleh Whaton House. Musisi asal Lampung, MRNMRS juga diajak bernyanyi bersama Oomleo Berkaraoke.
Ade Eka, salah satu milenial asal Lampung mengaku sangat mengapresiasi sejumlah karya seni yang disuguhkan. Usai melakukan perjalanan selama satu jam menggunakan KMP Batu Mandi dari pelabuhan Bakauheni ia bisa menikmati H(ART)BOUR Festival di terminal eksekutif Sosoro Merak.