H(ART)BOUR Festival Cara Mengekalkan Kenangan di Pelabuhan
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
Sesuai misi Dirut ASDP Indonesia Ferry pusat, Ira Puspadewi, pelabuhan menjadi satu titik pertemuan antar kota yang menyimpan kenangan terlama dalam hati masyarakat Indonesia.
Pelabuhan menjadi daya tarik tersendiri bagi seluruh masyarakat Indonesia. Peran pelabuhan tak hanya sebagai bagian dari perjalanan semata, namun juga mempromosikannya sebagai kawasan yang mendukung wisata Indonesia.
Syaifullail Maslul menyebut, H(ART)BOUR festival yang digelar dalam kurun waktu Desember 2019-Februari 2020 menghadirkan karya seni rupa seniman muda.
Seniman tersebut diantaranya Lala Bohang, Olopolo, Ruth Marbun, Serrum, SLINAT (Silly in Art), WD (Wild Drawing), Wulang Sunu, Yosia Raduck, Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie. Sejumlah karya itu bisa dinikmati penumpang asal Sumatera menuju Jawa dan sebaliknya.
Sejumlah karya seni tersebut menghiasi sejumlah dinding di pelabuhan Bakauheni dan Merak. Saat memasuki pelabuhan Bakauheni sajian mural facing the future menggambarkan intelegensi manusia yang berhasil menciptakan tekhnologi.
Teknologi menurut Wild Drawing memiliki fungsi ganda sebagai alat penolong atau penghancur peradaban.
“Karya yang ingin ditampilkan lewat mural itu menjadi bayangan kontemplasi melihat masa depan, sebuah kenyataan yang harus dihadapi dengan bijak,” tutur Syaifullail Maslul.
Memasuki terminal Sosoro Merak, sajian berjudul Napping Room karya Lala Bohang sudah menyambut. Cat akrilik pada boneka kanvas dimensi bervariasi tersebut menyerupai bulatan didominasi warna biru, hitam dan putih.
Selanjutnya karya seni berjudul Ingatan-ingatan yang Dibongkar Muat terlihat menggantung di terminal Sosoro Merak.