Guru Harus Ajak Anak Berpikir Kritis
Editor: Makmun Hidayat
PURWOKERTO — Guru harus mampu menciptakan suasana belajar yang mendorong siswa untuk berpikir kritis. Sebab, pembelajaran bukan hanya sekedar transfer ilmu pengetahuan, tetapi juga harus mengasah kemampuan dan kepekaan siswa terhadap lingkungan sekitar.
Hal tersebut disampaikan Sisworo dari School Teacher Training Coordinator Secondary PINTAR Tanoto Foundation Jakarta, saat memberikan pelatihan kepada para guru di Kabupaten Banyumas, Kamis (27/2/2020).
Menurutnya, pada era industri 4.0 seperti sekarang ini, guru seharusnya lebih banyak berperan sebagai fasilitator. “Yang terpenting adalah, guru harus mampu menciptakan suasana belajar yang mendorong siswa untuk berpikir kritis. Karena tuntutan zaman, siswa sekarang harus produktif, kritis dan imajinatif,” terangnya.
Lebih lanjut Sisworo menyampaikan, nafas dalam kelas adalah guru, sehingga suasana belajar dan perkembangan siswa sangat bergantung dari bagaimana guru memberikan pelajaran sehari-hari. Karenanya, program Pengembangan Inovasi Kualitas Pembelajaran (PINTAR) Tanoto Foundation secara berkesinambungan melakukan pelatihan secara kepada guru dan kepala sekolah/madrasah di Kabupaten Banyumas.
Pelatihan tersebut mendekatkan unsur pembelajaran aktif yaitu mengalami, interaksi, komunikasi, dan refleksi serta melatih pembelajaran dengan mengedepankan pendekatan higher order thinking skills atau kemampuan berfikir tingkat tinggi.
“Tantangan yang dibutuhkan oleh siswa di era revolusi industri 4.0 sangat kompleks. Sehingga sangat diperlukan sikap kritis dan inovasi dalam pembelajaran,” kata Sisworo.
Setiap hari, guru diminta untuk membuat sebuah pembelajaran yang bermakna, menata lingkungan belajar di kelas dengan kemudahan akses, mobilitas, dan interaksi. Selain itu mereka merefleksikan pengalaman belajar untuk selanjutnya diperbaiki dalam pendampingan bersama fasilitator daerah.