Bappenas: Indonesia ‘Naik Kelas’ Banyak Keuntungan
JAKARTA – Menteri Perencanaan dan Pembangunan Nasional (PPN)/ Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa, menyebut Indonesia layak menjadi negara maju, karena telah masuk kategori upper middle income (pendapatan menengah ke atas), sekitar US$ 4.000 per kapita.
“Kita sudah naik kelas dan kita sekarang ini juga sudah punya inisiatif membantu Afrika,” ujar Suharso, di Kantor Bappenas, Jakarta, Senin (24/2/2020).
Seperti diketahui sebelumnya, status negara berkembang yang melekat pada Indonesia di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) telah dicabut oleh Kantor Perwakilan Perdagangan Amerika Serikat atau US Trade Representative (USTR).
Suharso menilai, dengan dikeluarkannya Indonesia dari negara berkembang, dampaknya akan lebih terasa pada perubahan cara-cara negosiasi dan kerjas ama di bidang ekonomi juga pembiayaan.
“Kita akan diperlakukan sebagaimana laiknya negara maju. Misalnya, pinjaman sudah tidak bisa lagi murah. Tapi juga tidak terlalu mahal, karena kita masih duduk di tengah,” kata Suharso.
Suharso yakin keluarnya Indonesia dari status negara berkembang akan memberi keuntungan. Meski demikian, Suharso belum bisa merinci keuntungan apa saja yang kemungkinan akan diterima Indonesia.
“Ya, kalau kita naik kelas kan pasti menguntungkan. Ya, kan?” tandasnya.
Sementara itu, di tempat yang sama, Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Bidang Hubungan Internasional, Shinta Widjaja Kamdani, menyakini Indonesia masih berpotensi mendapatkan fasilitas Generalized System of Preferences (GSP) dari Amerika Serikat (AS).
GSP merupakan program unilateral AS berupa pembebasan tarif bea masuk ke pasar mereka kepada 121 negara berkembang, termasuk Indonesia.