YOGYAKARTA – Universitas Gadjah Mada (UGM) siap mendukung kebijakan Kampus Merdeka yang dicanangkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim, dengan melakukan berbagai pembenahan dan penyesuaian.
Rektor UGM, Panut Mulyono, melalui keterangan tertulis di Yogyakarta, Minggu, mengatakan kebijakan Kampus Merdeka merupakan pola baru sistem pembelajaran perguruan tinggi di Indonesia, sehingga akan ada banyak hal yang harus dibenahi dan disesuaikan, mulai dari kurikulum, dosen, hingga sistem informasi.
“Saya berharap UGM menjadi leader dan trendsetter transformasi pembelajaran 4.0,” kata Panut.
Kepala Pusat Inovasi dan Kajian Akademik UGM, Dr. Hatma Suryatmojo, mengatakan kesempatan untuk merdeka belajar telah diterjemahkan UGM dengan memberikan ruang inovasi seluas-luasnya bagi program studi, untuk meningkatkan kompetensi global melalui berbagai mata kuliah kekinian seperti transformasi digital, STEAM (sains, teknologi, teknik, dan matematika), SDGs, softskill, serta kompetensi abad 21.
Ia mengatakan, kemerdekaan belajar itu juga memberikan peluang untuk mengembangkan program-program magang atau internship dan immersion bersama profesional, alumni, praktisi dan mitra strategis UGM.
“Kebijakan Menteri Pendidikan tentang Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka telah memberikan peluang Kampus Merdeka, telah memberikan peluang besar dan gayut dengan apa yang sedang dikembangkan oleh tim kurikulum UGM,” kata Hatma.
Menurut dia, UGM selalu melakukan penyesuaian dan inovasi kurikulum untuk merespons perubahan dan tuntutan di tingkat lokal, regional hingga global. Ini dilakukan untuk memenuhi mandat negara kepada UGM, terutama dalam memimpin keilmuan dan kontribusi nyata untuk kemaslahatan masyarakat.