Serak Gulo, Akulturasi Budaya India di Padang
Usai berdoa bersama, gula dilemparkan ke bawah untuk diperebutkan oleh ratusan warga yang telah menunggu dengan kedua tangan direntangkan ke atas, guna menangkap gula yang dilempar dari atas atap masjid.
Tua, muda hingga anak-anak berbaur penuh keceriaan dan kegembiraan menangkap gula.
Tak jarang rambut pun akhirnya penuh taburan gula karena ada bungkusnya yang pecah, namun suasana meriah pada sore itu punya kesan mendalam bagi setiap yang hadir.
Suasana kian semarak, karena Wakil Gubernur Sumbar, Nasrul Abit, dan Wali Kota Padang, Mahyeldi, turut serta naik ke atap masjid dan melempar gula kepada warga yang telah ramai di bawah.
Akhirnya dalam waktu 20 menit, empat ton gula pasir yang dibungkus dengan kain perca berwarna-warni ludes diperebutkan ribuan warga.
Ketua Himpunan Keluarga Muhammadan Padang, Ali Khan Abu Bakar, menjelaskan serak gulo adalah tradisi turun temurun yang dilaksanakan dalam rangka mengenang salah seorang ulama di India yang bernama Souhul Hamid.
“Souhul Hamid merupakan salah seorang penyebar agama Islam dan ia suka membagikan gula, serak gulo merupakan simbol manisnya ilmu yang diberikan,” ujar dia.
Ia mengatakan, tradisi serak gulo merupakan salah satu kebudayaan masyarakat India Muslim yang dibawa ke kota Padang, dan di dunia hanya dilakukan pada dua tempat, yaitu di Padang dan India.
Serak gulo pertama kali dilaksanakan di India tepatnya di Tamil Nadu Cenai.
Menurut dia, menyambung silaturahmi dan meningkatkan kepedulian untuk saling berbagi merupakan filosofi dari kegiatan ini.
“Bahkan tak jarang ada yang bertemu jodoh di sini,” katanya.
Saat ditanya kapan dimulai tradisi ini, ia tidak tahu persis karena saat kecil sudah mengikutinya dan kakeknya saat kecil juga telah menjalankannya.