Serak Gulo, Akulturasi Budaya India di Padang

PADANG – Tanggal 1 Jumadil Akhir pada penanggalan kalender Hijriah merupakan hari yang dinanti warga keturunan India di Kota Padang, Sumatra Barat. Setiap awal bulan Jumadil Akhir tersebut, mereka rutin melaksanakan Festival Budaya yang diberi nama Serak Gulo atau tebar gula pasir.

Acara Serak Gulo selalu dinanti oleh sekitar 8.000 warga keturunan India yang mendiami Kota Padang, dan dalam tiga tahun terakhir prosesi ini kian meriah, karena masuk dalam kalender wisata kota Padang sebagai salah satu event budaya yang juga mendapatkan dukungan dana dari APBD kota.

Selepas Azhar pada Sabtu 25 Januari 2020, bertepatan dengan 1 Jumadil Akhir 1441 Hijriah, suasana di depan Masjid Muhammadan di jalan Batipuh Panjang, Kecamatan Padang Selatan, Kota Padang mulai ramai dipadati warga yang hendak berburu gula.

Kawasan yang dominan dihuni oleh warga Muslim keturunan India tersebut menjadi lokasi kegiatan Serak Gulo.

Sekitar empat ton gula pasir yang sudah disiapkan panitia untuk dibagikan kepada warga, disiapkan. Gula tersebut dibungkus dalam kain perca berwarna-warni dengan berat mulai dari 100 gram.

Kegiatan diawali dengan pembacaan doa dan dilanjutkan pemasangan bendera berbentuk segi tiga berwarna hijau dan putih, pada seutas tali sepanjang 20 meter yang direntangkan di atap Masjid Muhammadan.

Setelah itu, belasan pemuda dewasa mulai mengangkat berkarung-karung gula ke atas atap masjid, yang dalam setiap karung telah tersedia gula pasir yang dibungkus dengan kain perca berwarna-warni.

Agar tidak menumpuk, panitia juga menyediakan empat titik lainnya dari konstruksi besi setinggi dua meter di sepanjang Batipuh Panjang, sehingga ada total lima titik pelemparan gula untuk diperebutkan warga.

Lihat juga...