Sala Lauak, Cemilan Khas dari Daerah Pariaman

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

PARIAMAN – Sosok Syech Burhanuddin tidaklah begitu asing bagi masyarakat yang tinggal di daerah Kota Pariaman dan Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat. Beliau merupakan ulama yang berpengaruh di daerah Minangkabau, dan ia paling dikenal sebagai ulama sufi pengamal (mursyid) Tarekat Shatariyah di daerah Sumatera Barat.

Nah, di daerah kelahirannya di Ulakan Pariaman, memiliki cemilan atau kuliner yang hanya ada satu-satunya di Sumatera Barat, namanya sala lauak (ikan).

Cemilan ini tidak hanya diklaim hanya satu-satunya ada di Sumatera Barat, tapi pada tahun 2017 lalu sala lauak juga telah menerima penghargaan dari MURI Indonesia, dimana ketika itu ada kegiatan membuat seribu Sala Lauak.

Pertanyaannya, kenapa sala lauak hanya ada di daerah Pariaman atau Padang Pariaman saja, padahal daerah pantai tidak hanya Pariaman dan Padang Pariaman saja di Sumatera Barat, tapi daerah pantai juga ada di Kabupaten Agam, Pasaman Barat, Kota Padang, Pesisir Selatan, dan bahkan di Kepulauan Mentawai. Hal ini mengingat bahan utama untuk membuat sala lauak ialah ikan.

Ternyata ada cerita lahirnya sala lauak di daerah Syech Burhanuddin ini, Uni Neti, mengatakan, memang sejauh ini belum ada asal usul yang pasti, tapi dari cerita rakyat di Ulakan Pariaman, dulunya hasil tangkapan nelayan melimpah.

Biasanya apabila tangkapan ikan melimpah, selain untuk dimasak, juga ada yang membuat ikan kering atau ikan teri.

Namun, ada yang berupaya melakukan inovasi olahan makanan ikan dengan sebuah makanan. Dengan bentuknya bulat sebesar bola pingpong, warnanya kuning kecoklatan, renyah pada bagian luar, dan gurih isinya.

Lihat juga...