Madura United FC Mundur sebagai Pengelola Stadion Pamekasan
PAMEKASAN — Manajemen Madura United FC akhirnya resmi mundur sebagai pengelola Stadion Gelora Ratu Pamelingan Pamekasan atas desakan Gerakan Pemuda Madura (Gapura).
Pernyataan resmi pengunduran diri Madura United sebagai pengelola stadion ini disampaikan oleh Direktur PT Polana Bola Madura Bersatu (PBMB) Ziaul Haq dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi IV DPRD Pamekasan, Jumat (31/1/2020).
“Demi memenuhi tuntutan masyarakat Pamekasan, Madura United mundur sebagai pengelola stadion, kami hanya sewa sebagaimana biasa saja,” kata Zia.
Dengan demikian, Madura United nantinya hanya akan mengeluarkan dana sebesar Rp250 juta untuk 10 kali pertandingan untuk sewa stadion dan tidak punya tanggungan perawatan stadion.
Dalam perjanjian nota kesepahaman sebelumnya, Madura United harus membayar uang kontrak kepada Pemkab Pamekasan sebesar Rp475 juta per tahun. Klub juga diharuskan melakukan perawatan stadion dan meningkatkan pembangunan stadion selama kontrak berlangsung.
Keuntungan dari pengelolaan stadion juga disepakati akan dibagi dua, antara pihak pengelola, yakni Madura United dengan Pemkab Pamekasan.
Kontrak dan tanda tangan kesepahaman antara Madura United FC dengan Pemkab Pamekasan sebenarnya telah ditandatangani pada April 2019, dan perjanjian kerja sama (PKS) pada 30 Desember 2019.
Menurut Ziaul Haq, yang menjadi pertimbangan Madura United mengundurkan diri sebagai pengelola stadion karena beberapa hal.
Pertama, karena ada tuntutan dari warga Pamekasan agar Madura United tidak mengelola stadion Pamekasan dan manajemen klub ini dituding telah melakukan konspirasi jahat melalui pengelolaan stadion.