Keindahan Curug Gajah Mati di Gunung Goci

Editor: Koko Triarko

Kearifan lokal masyarakat mempertahankan vegetasi asli wilayah tersebut, memberi kesejukan yang memanjakan mata.

Wisatawan yang berkunjung akan melintasi Jalan Raja Tunggal Agung dan masuk ke Jalan Curug Gajah Mati. Sesampainya di lokasi, sajian bentang alam yang tercipta ratusan tahun silam, akan terlihat sebagai karya Sang Pencipta. Di antaranya sungai yang dipenuhi batu berlapis sebagai jalur air yang terjun menjadi curug.  Pepohonan langka nan rimbun akan memberi kesejukan dan udara yang segar.

“Setelah istirahat sejenak duduk di batu lapis pada rerimbunan beringin apak, pengunjung bisa turun melalui akses jalan yang menantang,” papar Kodrat Sumardi.

Akses jalan yang masih alami berpadu dengan lahan jagung milik petani. Harus rela melewati jalan setapak untuk turun, pengunjung bisa memanfaatkan tanaman di lereng bukit. Setelah turun pada lereng bukit menyusuri sungai, suara air yang turun dari ketinggian sekitar 25 meter menjadi musik alam yang terdengar.

Mendekati dua titik curug yang mengalir deras, sajian embun sejuk menyapa pengunjung.

Kodrat Sumardi mewakili Saiful, SE., selaku kepala Desa Sumur, menyebut destinasi Curug Gajah Mati masih sangat alami. Meski memiliki air terjun yang sejuk, curug itu masih jarang dikunjungi. Belum dikenalnya destinasi wisata alam tersebut, sekaligus menjaga kelestarian alam yang ada di wilayah tersebut. Kearifan lokal masyarakat menjaga alam menjadikan curug Gajah Mati tetap terjaga keasriannya.

“Sesampainya di bawah curug, hanya suara gemercik air berpadu dengan kicauan burung, cocok untuk mencari ketenangan setelah sibuk bekerja,” bebernya.

Lihat juga...