Kasus ‘Bullying’ di SMP Al-Azhar Bekasi Berakhir Damai
Editor: Koko Triarko
Karena, imbuhnya, baik pihak orang tua korban P, ingin yang terbaik bagi anaknya. Begitu pun pihak sekolah SMP Al Azhar ingin citra positif lembaga pendidikannya.
Dia juga mengatakan, bahwa P saat ini sudah tidak sekolah lagi di SMP Al-Azhar 31 Summerecon, hal tersebut atas keinginan sendiri.
Pantauan Cendana News, proses mediasi berjalan alot, dan cukup lama berlangsung di Sekretariat KPAD Bekasi. Proses mediasi tersebut dilaksanakan secara tertutup, baik pihak perwakilan sekolah atau pun orang tua P.
“Alot di awal, karena masing-masing memiliki penafsiran berbeda. Tapi, intinya hanya ingin memperbaiki nama baik masing-masing. Orang tua korban yang melapor ingin nama baik anaknya, begitu pun pihak sekolah ingin nama baik sekolahnya,” tukasnya.
Namun dalam hal ini, dia juga menyayangkan karena tidak ada bukti konkrit, seperti video, karena kejadian tersebut diketahui masih di lingkungan sekolah. Untuk itu, dia meminta sekolah di Kota Bekasi memasang CCTV.
Sementara Kepala Dinas Pendidikan Kota Bekasi, Inayatullah, menyampaikan terkait adanya bullying di Al Azhar Summerecon, pihaknya akan melakukan investigasi.
“Jika perundungan itu terjadi saat penyelenggaraan MOS terjadi kekerasan, maka hal tersebut pelanggaran. Karena jelas dalam MOS atau masa orientasi tidak diperkenankan adanya kekerasan. Karena sifatnya mendidik pembentukan karakter,”ungkap Inay.
Dia menegaskan, jika terjadi kekerasan pasti ada pelanggaran. Disdik akan melihat bentuk atas kejadian itu apa yang sudah dilakukan pihak yayasan atau pun sekolah.
“Pasti dipanggil dan akan dibuatkan berita acara. Apalagi, itu menyangkut sekolah terbilang besar,” ujarnya.