Cegah Banjir dengan Dinding Turap Berlubang Alami

Telah terbukti dan tidak terbantahkan oleh beberapa ilmuwan di berbagai penjuru dunia, dan dipraktikkan di berbagai negara, bahwa dinding turap sungai berlubang alami ini dapat kita aplikasikan untuk mengendalikan banjir dan tanah longsor.

Proyek konservasi dan restorasi harus tetap berdasarkan prinsip naturalisasi sungai. Naturalisasi sungai seperti dari namanya “naturalisasi”, dalam penerapannya, metode ini bertujuan untuk mengembalikan fungsi alami sungai seperti asalnya, dengan menanami pohon, go green, memperlebar sungai dengan mengikuti bentuk alur sungai, hingga menjaga ekosistem di sekitar sungai, mengupayakan kehidupan biota-biota air kembali agar sungai tetap hidup lestari.

Dalam proyek naturalisasi sungai, juga diupayakan agar aliran air ditangkap, ditahan, sedapat mungkin jadi air baku. Sungai-sungai itu diusahakan kembali dalam bentuk naturalnya supaya bisa menahan run off.

Run off merupakan bagian dari siklus hidrologi, yaitu air limpasan yang berasal dari air hujan yang mengalir di atas permukaan tanah. Air hujan yang mengalir tersebut mengalir dari hulu menuju hilir yang kemudian bermuara di sungai, danau, maupun laut. Maka dalam konsep naturalisasi sungai, pengendalian banjir tak hanya mengandalkan sungai itu sendiri.

Air hujan yang turun dan air kiriman sedapat mungkin ditahan di hulu. Air itu harus diupayakan dialirkan ke waduk-waduk dan situ-situ yang terus harus dibangun di hulu. Sangat penting manajemen pengendalian sedimentasi dan reklamasi tanah/lahan tepian/bantaran sungai.

Oleh sebab itu, Dinding Turap Berlubang Alami, terutama yang terpaksa menggunakan bahan semen beton, hanyalah digunakan di lokasi-lokasi DAS yang benar-benar membutuhkan, misalnya di tikungan DAS, atau daerah-daerah yang labil atau kritis, gampang kena erosi/longsor. Sedang di DAS yang tidak labil/kritis, cukup gunakanlah Dinding Turap Lubang Alami berbahan tanah liat (lempung, Jawa).

Lihat juga...