JAKARTA – Banyak warga masyarakat merasa prihatin atas musibah banjir, namun banyak pula kritik dari mereka yang prihatin hanya berhenti pada rasa prihatin saja, tanpa mampu memberikan solusi.
Beruntung, saya memiliki seorang sahabat merangkap mahaguru kemanusiaan yang mampu memberikan solusi terhadap musibah banjir, yaitu Sandyawan Sumardi. Maka, dalam kesempatan melalui naskah yang sedang Anda baca ini, saya copas (copy paste) suatu maklumat solusi musibah banjir yang ditawarkan Sandyawan Sumardi, berdasar, bukan sekadar teori namun pengalaman puluhan tahun menolong para korban musibah banjir di Jakarta.
Banjir dan tanah longsor selain merupakan bencana alam, pada dasarnya merupakan konsekuensi logis, namun sangat serius berbahaya dari pengabaian alam lingkungan hidup oleh sistem pemerintahan yang buruk serta sikap dan perilaku ceroboh warga masyarakatnya.
Banjir dan erosi sangat berbahaya karena selain telah menimbulkan begitu banyak korban jiwa, memporakporandakan lingkungan alam, juga telah menelan triliunan rupiah prasarana dan sarana fasilitas publik.
Harta benda yang sebenarnya dapat kita gunakan untuk membiayai proyek untuk mengatasi banjir itu sendiri, untuk “berdamai” dengan air, demi keselamatan manusia dan lingkungan hidup alam sekitarnya.
Dinding Turap
Untuk mengatasi semua ini, salah satu solusi yang sangat mendesak diusulkan adalah memprioritaskan secara besar-besaran proyek konservasi dan restorasi sungai yang menggunakan “Dinding Turap Berlubang Alami” (natural retaining hollow wall), yang berfungsi sebagai biopori dan sumur penabung air, berbasiskan partisipasi warga masyarakat yang dapat dibuat oleh warga masyarakat sendiri.