Rupiah Menguat di 2019 karena Membaiknya Neraca Pembayaran

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo (kanan) menyapa undangan sebelum Peluncuran Integrasi Pelaporan di Kantor Bank Indonesia, Jakarta, Kamis (19/12/2019) – Foto Ant

JAKARTA – Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo mengatakan, pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS mengalami penguatan sebesar 2,9 persen sejak awal 2019. Hal itu dikarenakan, membaiknya kinerja neraca pembayaran Indonesia.

Neraca pembayaran itu dipengaruhi oleh surplus neraca modal dan finansial, yang membantu penguatan cadangan devisa. “Penguatan rupiah didukung oleh pasokan valas dari para eksportir dan aliran masuk modal asing yang tetap berlanjut sejalan prospek ekonomi yang tetap terjaga,” ujarnya, Kamis (19/12/2019).

Perry menyebut, pergerakan rupiah tersebut juga didukung oleh daya tarik pasar keuangan domestik. Serta ketidakpastian pasar keuangan global yang mulai reda. Ia memastikan, Bank Indonesia (BI), akan terus menjaga kestabilan rupiah sesuai dengan fundamental dan mekanisme pasar yang terjaga. Ke depan diproyeksikan, neraca pembayaran akan tetap baik. Sebagai akibat aliran masuk modal asing, seiring dengan prospek ekonomi yang kuat, imbal hasil yang menarik dan kebijakan moneter longgar di negara maju.

“Untuk mendukung efektivitas kebijakan nilai tukar dan memperkuat pembiayaan domestik, Bank Indonesia terus mengakselerasi pendalaman pasar keuangan, baik pasar uang maupun pasar valas,” tutur Perry.

Hingga pertengahan Desember 2019, pergerakan nilai tukar rupiah tercatat mengalami penguatan 0,93 persen dibandingkan periode November. Sementara itu, nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis (19/12/2019) sore menguat setelah Bank Indonesia menahan suku bunga acuan di level lima persen. Rupiah ditutup menguat tiga poin atau 0,02 persen di level Rp13.985 per dolar AS, dibandingkan posisi hari sebelumnya Rp13.988 per dolar AS. (Ant)

Lihat juga...