Perayaan Natal Menjadi Refleksi Kesederhanaan
Redaktur: Muhsin E Bijo Dirajo
LAMPUNG — Perayaan malam Natal kelahiran Yesus Kristus menjadi refleksi kesederhanaan. Pastor Petrus Tripomo, Pr, selaku pastor paroki unit pastoral Bakauheni, Lampung Selatan (Lamsel) menyebut simbol kandang, goa saat kelahiran Yesus Kristus menjadi kesempatan bagi umat merefleksikan hidup dalam kemiskinan.
Penerimaan kesederhanaan menurut Pastor Petrus Tripomo disimbolkan dalam kelahiran Yesus bersama para gembala. Gembala yang hidup bersama para domba dengan segala keterbatasan siap menyambut sang juru selamat yang hadir sebagai Imanuel. Kehadiran tiga majus atau tiga raja dari timur dengan berbagai hadiah sebagai simbol kehadiran raja baru di tengah tengah manusia.
Pada prosesi perayaan liturgi cahaya dengan perarakan lilin yang menyala umat Kristiani diajak untuk meninggalkan kegelapan. Sebab keberadaan cahaya di tengah tengah kegelapan merupakan simbol kehadiran Yesus Kristus yang membawa terang bagi umat manusia.
“Kesederhanaan dalam keberagaman menjadi pesan Natal oleh bapa Paus agar dengan segala keberagaman manusia bisa menjadi saudara bagi sesamanya,” ungkap Pastor Petrus Tripomo, Pr dalam homili malam Natal di gereja Santo Petrus dan Paulus, Pasuruan, Kecamatan Penengahan, Selasa malam (24/12/2019).
Refleksi kesederhanaan pada kelahiran Yesus Kristus dalam keberagaman terlihat dalam kehadiran para gembala. Pada kehidupan modern berbagai keberagaman tersebut mulai terlihat dalam penggunaan media sosial. Segala interaksi antar manusia akan menjadi kesempatan untuk menjalin persatuan dalam perbedaan.
Visi, misi ke depan sebagai umat Kristiani adalah mewariskan iman yang baik sukacita dan kehadiran Yesus telah dibawa oleh para malaikat. Sebab kemuliaan Allah di tempat yang maha tinggi pada saat malam Natal menghadirkan Yesus yang menyatu dengan umat manusia.