Kampung Padat Penduduk Disulap Jadi Destinasi Wisata

Sedangkan, bagi pengunjung yang membawa kendaraan roda dua, dapat masuk melalui Jalan Roda menuju ke Jalan Roda 3 lalu ke Gang Litih. Kendaraan roda dua dapat diparkir di dekat pintu gerbang RW 10.

Potensi Kampung Labirin

Din bercerita, Kampung Kebon Jukut sebelum menjadi kampung tematik, telah membangun komunikasi dengan Yayasan Terminal Hujan sejak 2010, yang memberikan bimbingan kepada pemuda kampung untuk memiliki keterampilan di bidang kesenian.

Aktivis Yayasan Terminal Hujan melihat banyak gang-gang kecil di Kampung Kebon Jukut, yang bisa menyesatkan pengunjung yang baru datang, sehingga sering menyebutnya seperti kampung labirin.

Kampung Kebon Jukut setelah diresmikan menjadi Kampung Labirin, para tokoh dan pemuda kampung terus berbenah menata kampung menjadi lebih cantik.

Jalan-jalan lingkungan di kampung yang sempit tidak menghalangi para tokoh dan pemuda kampung untuk berkreasi mempercantik kampungnya yakni dengan membuat beberapa mural atau gambar tembok maupun aksesoris petunjuk jalan, yang makin menguatkan identitas kampung mereka.

Warga kampung juga secara bergantian membersihkan kampungnya yakni dengan menyapu di jalan-jalan lingkungan dan membuang sampah setiap hari, sehingga lingkungan kampung tampak bersih dan asri.

Sedangkan penguatan peran-serta masyarakat, dilakukan dengan mengaktifkan kegiatan warga seperti latihan marawis untuk kaum ibu serta latihan tari-tarian dan angklung untuk kaum remaja. “Pada saatnya, ketika diselenggarakan festival budaya, maka kegiatan marawis serta tari-tarian dan angklung itu dapat ditampilkan,” kata Din.

Penguatan lainnya yakni mengembangkan potensi kuliner warga, misalnya pembuatan emping jengkol yang menjadi salah satu ciri khas Kampung Labirin. Emping jengkol ini dibuat oleh warga dan produknya dijual dalam bentuk mentah maupun matang.

Lihat juga...