Dirut MRT: Pembentukan Perusahaan Baru dalam Waktu Tiga Bulan

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

JAKARTA – Direktur Utama PT Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta, William Sabandar, mengatakan, pengintegrasian angkutan di Jakarta dimulai dengan pembentukan perusahaan baru joint venture.

Menurutnya dalam waktu tiga bulan setelah perusahaan terbentuk, harus ada rencana integrasinya. Kemudian harus ada rencana pengelolaan Transit Oriented Development (TOD)-nya.

“Kan dimulai dengan pembentukan dengan perusahaan baru joint venture tapi di dalamnya sudah termasuk upaya untuk melakukan studi integrasi. Jadi dalam waktu 3 bulan setelah perusahaan itu terbentuk sudah harus ada rencana integrasinya. Kemudian sudah harus ada rencana pengelolaan TOD-nya sebagaimana disampaikan gubernur dan Wakil Menteri. Kita sudah melihat hasil konkrit di kuarter ketiga dan kuarter keempat tahun depan,” ucap William di Balai Kota DKI, Jakarta Pusat, Senin (9/12/2019).

Kata William, kerja sama ini dinilai penting demi perkembangan pengelolaan transportasi Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek). Dengan penandatanganan head of agreement (HoA), menjadi tonggak penting dalam pengelolaan transportasi perkotaan di Indonesia.

“MRT Jakarta bakal menyiapkan rencana taktis dan strategis dalam rangka mewujudkan sistem transportasi umum kota yang terintegrasi dan berbasis pada pembangunan yang berorientasi transit,” ungkapnya.

Dia menilai, bahwa pembentukan perusahaan gabungan sangat penting. Menurut William Sabandar, selama ini pengelolaan jalur dan kawasan di stasiun, baik Commuter Line dengan MRT Jakarta belum terintegrasi satu sama lain.

Sehingga kondisi tersebut mengakibatkan para pengguna transportasi publik merasa tidak nyaman. Karena mereka belum bisa menikmati layanan publik dari end to end atau belum dari rumah sampai ke tempat tujuan nyaman menggunakan transportasi publik.

Lihat juga...