Aktivis Thunberg Mengecam Komunikasi Kreatif Dalam Memerangi Perubahan Iklim
MADRID – Pegiat iklim Greta Thunberg menuduh, para pemimpin di bidang politik dan usaha, sibuk memoles citra mereka, alih-alih mengambil langkah agresif dalam memerangi perubahan iklim, dalam Konferensi Tingkat Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa, Rabu (11/12/2019).
“Sepertinya ini telah menjadi semacam kesempatan bagi negara-negara untuk menegosiasikan celah, dan menghindar dari kesempatan untuk meningkatkan ambisi,” kata aktivis lingkungan asal Swedia tersebut.
Pernyataan perempuan berusia 16 tahun itu mengundang tepuk tangan dari para hadirin. “Saya percaya, bahaya yang terbesar bukanlah kelambanan. Bahaya yang sesungguhnya muncul ketika para politikus dan pimpinan perusahaan, membuat seolah-olah ada tindakan nyata yang diambil, ketika sebenarnya hampir tidak ada yang dilakukan, selain akuntansi yang cerdas dan komunikasi kreatif,” papar Thunberg.
Politisi di Madrid sedang bergulat dengan isu-isu luar biasa dalam implementasi Perjanjian Paris 2015, yang bertujuan untuk mencegah bencana pemanasan global. Termasuk isu yang tajam tentang penghitungan emisi karbon. Banyak negara dan perusahaan, bergantung pada ide perdagangan karbon untuk memangkas produksi gas rumah kaca. Hal itu untuk membantu membatasi kenaikan suhu antara 1,5-2 derajat Celsius di atas tingkat pra-industri.
Para pendukung perdagangan karbon mengatakan, mereka dapat menurunkan biaya pengurangan emisi, dan memungkinkan negara untuk berkomitmen pada target yang lebih ambisius. Sementara pihak-pihak lain melihat, langkah tersebut sebagai cara untuk menunda adanya tindakan yang lebih agresif untuk mengurangi emisi.
Thunberg mengatakan, banyak pihak yang berjanji untuk menyeimbangkan emisi dengan cara tersebut. Namun, mereka tak memasukkan dampak dari pelayaran, penerbangan dan perdagangan internasional. Dia pun mendesak agar ada aksi yang diambil lebih cepat.