Upaya TMII Wujudkan Cita-cita Ibu Tien Soeharto
Editor: Makmun Hidayat
Hal ini tambah dia, menjadi sangat penting karena dari jumlah pengunjung ada kecenderungan menurun di tahun 2019 ini. “Tetapi tidak perlu khawatir, yang penting adalah bagaimana kualitas TMII untuk pengunjung bisa ditingkatkan,” ujarnya.
Sehingga mereka mendapatkan sesuatu yang nyaman ketika berkunjung ke TMII. Mereka berkeliling area TMII dan paham tentang Indonesia.
“Bagaimana membangun wawasan budaya Indonesia. Saya rasa di dunia tidak ada yang selengkap TMII, yang bangun budayanya,” katanya.
Sedangkan di tempat lain, jelas dia, hanya sebagai tempat rekreasi atautaman hiburan. Inilah yang membedakan. Di TMII ini menurutnya, benar-benar mengakar hidup dan bertumbuh ragam budaya yang ada di Indonesia. Dan ini menjadi sangat penting bagi kita untuk pengembangkan TMII kedepannya.
Tentu ini harus didukung oleh sumber daya manusia (SDM) yang baik. Karena menurutnya, tanpa SDM yang mumpuni akan sulit untuk membuat perencanaan yang baik pula kedepannya.
Untuk itu sangat dibutuhkan pedoman pengembagan, sehingga bisa terlihat bagaimana pola kerja yang dilakukan di TMII. Sehingga koordinasi pun menjadi lebih baik.
“Kami berharap raker ini hasilnya bisa menjadi pedoman untuk kerja 2020. Walaupun ada penyesuian didalam kegiatan mohon diinformasikan. Karena kita tidak bisa mematok dengan perubahan yang demikian besar dengan perkembangan IT yang harus kita ambil manfaatnya,” ujarnya.
Dalam perjalanan, Bambang juga menilai bahwa TMII telah berupaya ke arah kerja sama dengan negara lain. Sehingga diharapkan bisa memperkenalkan Indonesia lebih luas lagi.
Ini sesuai dengan cita-cita Ibu Tien Soeharto bahwa TMII akan menjadi miniatur Indonesia. “Jadi tidak hanya menjadi taman kecil, tapi benar-benar menampakan atau mengkukuhkan diri sebagai miniatur Indonesia, dimana semua orang bisa melihat bagaimana Indonesia. Dan negara lain mengapresiasi seperti apa Indonesia kedepan dengan tampilan inovasi ragam budaya,” ungkapnya.