MAGELANG – Tantangan pengelolaan Kota Magelang, Jawa Tengah, makin berat seiring tuntutan masyarakat yang kian terbuka, terlebih terkait dengan pelayanan.
“Tantangan pengembangan dan pengelolaan kota ke depan makin berat, karena tuntutan masyarakat makin terbuka dan menginginkan pelayanan yang lebih,” kata Ketua Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Magelang, Joko Suparno, dalam keterangan tertulis di Magelang, Selasa (19/11/2019).
Joko mengatakan hal itu terkait perolehan berbagai kategori penghargaan Riset dan Rating Kota Cerdas Indonesia (RKCI) 2019 bagi Kota Magelang.
Menurutnya, kesungguhan menghadapi tantangan tersebut demi mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan kemajuan kota dengan tiga kecamatan dan 17 kelurahan itu.
Selain itu, katanya, perlu adanya koordinasi dan kerja sama yang mantap di semua lini, dengan dukungan pemanfaatan kemajuan teknologi informasi.
“Kita sudah punya ‘command center’, yang bisa kita optimalkan pemanfaatannya untuk menjadikan Kota Magelang menjadi ‘Kota Cerdas’,” katanya.
Salah satu penghargaan yang membanggakan Kota Magelang dalam ajang RKCI 2019, kata dia, peringkat pertama kategori Rating Pengembangan dan Pengelolaan, yang artinya kota seluas 18,54 kilometer persegi itu mampu mengelola kota di semua aspek, seperti perhubungan, kesehatan, pembangunan fisik, dan nonfisik lainnya.
“Percuma ketika mengklaim sebagai ‘Kota Cerdas’, tapi membiarkan ‘zebra cross’ luntur, berarti kota tersebut belum mengelola kota dengan baik. Kita dipandang baik di sisi pengelolaan kota,” katanya.
Wali Kota Magelang, Sigit Widyonindito, selain menyatakan bangga atas penghargaan itu juga mengemukakan pentingnya evaluasi secara terus-menerus, atas kemajuan kota itu demi peningkatan pelayanan masyarakat.